Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

MARI BUAT MEREKA BAHAGIA...

Gambar
Ceritanya saya sedang dalam perjalanan dari daerah Petukangan ke Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Ketika itu sudah selesai Isya. Saya berjalan menuju sebuah angkot yang sedang ngetem. “Bulus bang?” “Iya Pak”                 Saya kemudian naik angkot S14 tersebut. Cukup lama saya duduk di dalam angkot sambil memandangi ke arah jendela luar. Sesaat kemudian saya menanyai sang sopir. “Masih lama bang”? Sang sopir dengan nada agak kesal menjawab “bentar pak ini lagi nyari penumpang.mobil ke bulus sudah jarang pak”                 Kemudian satu persatu penumpang naik dan turun dan angkotpun melaju. Sampai pada suatu ketika seorang bapak-bapak turun sambil memberikan uang seribu rupiah. Sontak si sopir angkot marah, tapi si bapak sudah berlalu. Kekesalan terlihat jelas dari wajah sang supir. Dia membawa angkot dengan ngebutnya.                 Saya rasa memang pantas si supir marah. Sudah seharian narik angkot, ternyata penumpang juga ga karuan.  Seharusnya penumpang juga ta

RANTAUKU

Deru-deru mesin kendaraan siang malam Debu-debu berterbangann kesana kemari Lalu-lalang orang-orang sibuk bekerja Gedung-gedung yang mencakar langit Suara merdu pengamen jalanan Kelap kelip lampu-lampu malam Tempat ini sungguh asing bagiku Namun aku merasa lebih bernyawa di sini Entah kenapa hidupku terasa lebih berwarna di sini Di tanah ini aku ingin membumikan citaku Di tanah ini aku menapaki langkah-langkah  perjuanganku bersamamu Bersama mu aku kuat Bersamamu aku merasa hebat Bersamamu aku berani mengambil resiko tertinggi Hanya bersamamu Di tempat lain Semilir angin yang menggoda Hamparan gunung dan perbukitan hijau Kehidupan nyaman yang menjanjikan Suatu saat mungkin akan sangat ku rindukan Mungkin nanti dan itupun hanya bersamamu Jakarta, 12 januari 2013 A poetry for: Mulyani Hassan Djafari (you’re inspiring me to move on)

KEHORMATAN YANG HARUS DIPERJUANGKAN

Gambar
                 Dikisahkan seorang eksekutif muda sedang sibuk bekerja di kantornya. Sesaat kemudian datanglah seorang gadis kecil penjual bunga kepadanya.                 “om beli bunganya om?. Murah om. ”                 “ga dek, om lagi sibuk kerja”                 “satu aja om”                 “ADEK KECIL, KAMU TIDAK DENGAR YA? SAYA SEDANG TIDAK BUTUH BUNGA SAAT INI”                 Gadis itupun melangkah  ke luar dari lokasi perkantoran itu dengan wajah yang murung. Dia ke luar menuju sebuah kantin dengan harapan ada yang mau membeli bunga nya itu. Selang beberapa waktu kemudian sang gadis kecil bertemu lagi dengan si eksekutif muda itu.                 “om sudah selesai kerja nya kan? Sekarang beli bunga saya ya om.”                 “saya sedang tidak butuh bunga dek. Ini ambil uang ini dan jangan tawari saya bunga lagi”                 Gadis kecil mengambil uang itu dan kemudian memberikannya kepada pengemis di pinggir jalan. Eksekutif muda itupun bingung.