Meneropong Indonesia di masa yang akan datang
Gonjang ganjing
pemilihan umum 2014 usai sudah. Akhirnya Indonesia mempunyai presiden baru
lagi. Ya, presiden RI ke 7.Banyak yang optimis menaruh harapan bahwa
pemerintahan ke depan akan membawa angin segar bagi bangsa Indonesia. Tapi apakah
kita sebagai rakyat sudah siap untuk mengawal pemerintahan yang baru ini. Rakyat
kita sudah cerdas dalam memilih tapi apakah rakyat kita cerdas dalam mengawal pemerintahan ke depan.
Ada yang
mengatakan bahwa kedepan sekitar tahun 2030 an Indonesia akan menjadi Negara adikuasa
dan termasuk Negara besar. Hal ini terlihat pada tingginya pertumbuhan ekonomi Negara
yang mencapai 6 persen. Saya kembali bertanya apakah pernyataan semacam ini
memang benar-benar berdasarkan fact (bukti) ataukah hanya prasangkaan semata (logika
mistika). Kalau kepercaan itu termasuk ke dalam logika mistika saja maka belum
benar pernyataan itu.
Sebagai rakyat intelektual
bolehkah kita koreksi pernyataan semacam ini. Ekonomi yang sehat itu dilihat
dari segi apa? Apakah itu hanya dari kacamata pemerintah atau sudahkah itu
benar-benar dirasakan rakyat.
Sekitar 9 persen
orang Indonesia masih tergolong miskin. Angka yang masih cukup fantastis jika
kita mengambil pernyataan bahwa ekonomi Indonesia itu bertumbuh dengan baik.
Mimpi Indonesia akan
menjadi bangsa yang besar hanya jika pemerintahan dijalankan dengan jujur dan
tidak membebani rakyat. Rakyat pun tidak berlepas tangan terhadap
kebijakan-kebijakan yang dijalankan pemerintah.
Memang pada
dasarnya revolusi seperti yang dikatatan bung Karno belum selesi dan tidak akan
pernah selesai karena kodrat hidup di dunia itu adalah berganti. Zaman akan
terus berganti, generasi baru akan terus lahir dan perubahan itu adalah suatu
keniscayaan dalam hidup ini. Perubahan itu bisa saja kearah yang buruk atau
yang baik.
Di Indonesia banyak
orang pintar. Banyak professor, doctor, insinyur dan orang pintar lainnya. Tapi
kalau hanya memimpin Negara ini dengan logika saja maka akan habis juga lah
bangsa ini. Logika materialism yang selalu mementingkan kepentingan diri
sendiri di atas kepentingan bangsa.
Jakarta, 6 september 2014
Komentar
Posting Komentar