MARI BUNG REBUT KEMBALI!!!
Tanggal 7 November
2012 merupakan pengukuhan dwi tunggal Soekarno-Hatta sebagai pahlawan nasional.
Pengukuhan diadakan di Istana negara oleh Presiden SBY. Pemberian gelar
pahlawan nasional tersebut diwakili oleh masing-masing keluarga. Keluarga Bung Karno
diwakili oleh Guntur Soekarno Putra dan keluarga Bung Hatta diwakili oleh
anaknya Meutia Hatta.
Yang menjadi
pertanyaan di benak kita sekarang mungkin kenapa baru sekarang kedua tokoh
proklamator itu dikokohkan sebagai pahlawan nasional??...hmm...sayapun tak berani
berspekulasi.
Besok tanggal
10 November 2012 merupakan peringatan hari pahlawan atas pertempuran di
Surabaya pada tahun 1945 antara Indonesia melawan tentara Belanda
bersama sekutu melalui NICA. Bung Tomo selaku komandan pasukan membakar
semangat para pejuang dengan pidatonya yang berapi-api. Berikut bunyi pidato Bung
Tomo itu:
Bismillahirrahmanirrahim …
Merdeka !!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama,
saudara-saudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui bahwa
hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan
suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka
tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang kita rebut dari tentara Jepang.
Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan
mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang kepada mereka
itu dengan membawa bendera putih tanda menyerah kepada mereka.
Saudara-saudara, didalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita
sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya, pemuda-pemuda
yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi,
pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari
Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli
& seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini, didalam
pasukan-pasukan mereka masing-masing dengan pasukan-pasukan rakyat yang
dibentuk di kampung-kampung, telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa
dijebol, telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di
mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu,
saudara-saudara dengan mendatangkan presiden & pemimpin-pemimpin lainnya ke
Surabaya ini, maka kita tunduk untuk menghentikan pertempuran. Tetapi pada masa
itu mereka telah memperkuat diri, dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.
Saudara-saudara, kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di
Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini. Dan kalau pimpinan
tentara Inggris yang ada di Surabaya ingin mendengarkan jawaban rakyat
Indonesia, ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di
Surabaya ini. Dengarkanlah ini hai tentara Inggris, ini jawaban rakyat
Surabaya, ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.
Hai tentara Inggris !
Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih takluk
kepadamu, menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu, kau menyuruh kita
membawa senjata-senjata yang kita rampas dari Jepang untuk diserahkan kepadamu.
Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekalian akan mengancam
kita untuk menggempur kita dengan seluruh kekuatan yang ada. Tetapi inilah
jawaban kita: Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang
dapat membikin secarik kain putih menjadi merah & putih, maka selama itu
tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga!
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting tetapi
saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak,
maka kita akan ganti menyerang mereka itu.
Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin
merdeka. Dan untuk kita, saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada
tidak merdeka. Semboyan kita tetap: MERDEKA atau MATI.
Dan kita yakin, saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan
akan jatuh ke tangan kita sebab Allah selalu berada di pihak yang benar,
percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian
Allahu Akbar..!
Allahu Akbar..!
Allahu Akbar…!
MERDEKA!!!
Kalau kita
cermati sosok Bung Tomo kala itu berumur 25 tahun. Artinya di saat usia yang
masih sangat muda, beliau telah mampu menjadi pemimpin perang yang memimpin
ribuan pasukan. Semangat jiwa mudanya begitu menggelora sehingga ia disegani
baik oleh kawan maupun lawan. Selain itu beliau memiliki sisi relijius yang
kuat yang berkeyakinan bahwa Tuhan selalu bersama orang-orang yang berjuang.
Renungkan sahabat dan bandingkan dengan usia
kita saat ini. Ayo lah kawan sudah saat nya kita pikirkan negara dan bangsa ini
karena kita memiliki hak atas itu. Dalam renungan itu tanyakan juga pada diri kita sendiri apa yang
telah kita lakukan untuk bangsa ini. Sudahkah kita berbuat?. Jika belum lakukan
lah sekarang karena kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan
lagi?
SELAMAT HARI PAHLAWAN BUAT PEMUDA INDONESIA: MERDEKA ATAU MATI
Rawamangun, Jakarta,
9 November 2012
Komentar
Posting Komentar