PESAWAT DAN CERITANYA
Ceritanya saya
sedang berada di atas pesawat Lion Air tujuan Jakarta. Awalnya sih pengen
menikmati perjalanan dengan cara tidur aja
di atas pesawat. Tapi sejurus kemudian saya melihat ibu-ibu yang duduk di
sebelah saya asyik membolak balik majalah yang tersedia di dalam pesawat. Saya tau
ibu tersebut sedang membaca artikel yang ada dalam majalah tersebut. Demi melihat
itu sayapun tertarik untuk membuka majalah LIONMAG, edisi oktober 2012 yang
sudah ada di depan saya sejak tadi.
Saya buka
dan skimming majalah itu. Nah, dari
hasil skimming saya ada tiga buah artikel yang saya rasa paling menarik
diantara yang lainnya. Ketertarikan saya karena artikel-artikel tersebut karena
ada unsur petualangan dan budaya yang terkandung di dalemnya..hehehe.
Baiklah, saya
ingin berbagi dengan anda tentang apa yang saya telah baca. Pertama, artikel
tentang petualangan seseorang yang bernama Gegen ke Gunung Rinjani, di Nusa
Tenggara Barat. Gunung yang memiliki ketinggian 3.726 mdpl dan sekaligus
merupakan gunung vulkanik tertinggi ke dua setelah gunung Kerinci di Sumatera.
Di dalam
tulisannya, gegen memuat sebait puisi yang ditulis oleh Susan Polis Schutz. Begini
puisinya;
Come into the mountains, dear friend
Leave society and take no one with you
But your true self
Get close to nature
Your everyday games will be insignificant
Notice the clouds spontaneously forming patterns
And try to do with your life.
Puisi tersebut menyentakkan kembali
jiwa petualangan saya. Ingin sekali rasanya menyeduh kopi panas di puncak Rinjani
itu. Maka sayapun memasukkan Rinjani ke dalam list destinasi saya berikutnya
dan yakini bahwa suatu saat nanti akan
terwujud.
Kedua,
anda tentu pernah mendengar Toraja. Apa yang melintas di pikiran anda jika kata
itu disebutkan. Hmmm..bisa saja anda berkata bahwa Toraja terkenal dengan
kuburan batunya. Anda benar, tapi tahukah anda artikel dalam majalah itu memuat
bahwa ternyata masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan sana setiap tiga tahun
sekali di bulan agustus menggelar upacara Ma’nene’. Upacara tersebut merupakan
upacara membersihkan mayat mayat yang berada dikuburan batu atau di peti mati
untuk dibersihkan dan diganti bajunya. Layaknya orang hidup, mayat mayat yang
telah diawetkan dengan bahan-bahan alami tersebut juga diajak berfoto oleh
sanak keluarganya. Menyeramkan??..kelihatannya tidak juga karena mereka
dianggap tetap ada oleh keluarganya. Mungkin saja kalau mayat itu bisa ngomong
mereka akan minta di belikan baju baru tiap tahun...hehehe...
Adat
istiadat yang seperti itupun mengundang rasa penasaran saya untuk melihat
secara langsung upaca tersebut dan berfoto juga dengan mayat-mayat keren
itu..hehe..Baiklah Toraja dan upacara Ma’nene’ masuk list.
Ketiga,
siapa yang kenal dengan Hendrikus Albertus Lorentz?. Bagi orang Papua tentu
nama itu tidak asing. Dia adalah
penjelajah Papua di tahun 1907-1909. Namanya di abadikan menjadi nama taman
nasional Lorentz di Papua sana seperti yang diceritakan dalam artikel ke tiga
ini. Lorentz pun telah menginspirasi saya untuk menjelajah taman nasionalnya
yang ada di Papua. Saya berjanji akan bertemu dengan anda pak Loretz di Papua sana.hehe... Baiklah Taman Nasional Lorentz
masuk list.
Last but not least I LOVE INDONESIA. Kenali Negrimu, Cintai Negrimu,
Indahkan Negerimu
Rawamangun, 06 November 2012.
Komentar
Posting Komentar