Hari Batik Nasional (HarTikNas)


           
           
             Selasa malam saya mendapat SMS dari kawan, begini bunyi teks nya “Besok pake batik, Hari Batik Nasional”. Saya mengiyakan,tanpa sempat membalas pesan pendek nya itu.
            Rabu pagi saya datang ke kampus dan melihat para mahasiswa dan dosen sudah mengenakan batik dengan berbagai corak dan warna. Didukung oleh kecanggihan teknologi yang memungkinkan seruan untuk mengenakan batik tentulah informasi tersebut dengan cepat menyebar. Ada juga saya lihat beberapa mahasiswa saya lihat tidak mengenakan batik.  Saya rasa merasa tertarik juga dengan wacana –HarTikNas (Hari Batik Nasional)- ini. Namun dalam pada itu saya pun insaf dan bertanya diri sendiri sejak kapan tanggal 2 oktober itu ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional. Tentu hal ini perlu kita telusuri juga bagaimana perihal semacam ini bisa muncul.
Saya coba ketikkan pula kata Hari Batik Nasional pada mesin pencari google dan begini hasilnya:
Hari Batik Nasional adalah hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO. Pada tanggal ini, beragam lapisan masyarakat dari pejabat pemerintah dan pegawai BUMN  hingga pelajar disarankan untuk mengenakan batik.
                Ternyata sudah 5 tahun diperingati karena sejak tanggal 2 itulah kita mendapat legitimasi UNESCO. Dengan demikian dapatkah kita katakan dan nyatakan bahwa batik benar-benar telah menjadi ciri khas dan sekaligus jatidiri bangsa?
            Batik merupakan sebuah mahakarya seni nan indah, sangat lah akan ragam motif, warna serta disainnya sendiri. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batik tersendiri, semisal megamendung yang terkenal dari Jawa Barat, ada lagi batik Jawa, batik Sumatera, batik Kalimantan, batik Maluku, batik Papua  dan lain sebagainya. Dari semua batik tersebut dapatlah kita katakan bahwa sumber inspirasinya dari alam. Alamlah yang menjadi guru bagi manusia.
            Sejatinya  Membatik berarti menuangkan nuansa-nuansa indah yang ada  di alam raya ini ke atas secarik kain. Ada nilai estetika di situ.
Kesadaran mengenakan batik sudah merupakan awal yang baik dan bagus. Ada baiknya kebiasaan ini jangan hanya sampai terhenti di situ akan tetapi nilai yang terkandung d dalamnya juga kita resapi.
           

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

balada Usup Haryono

PESAWAT DAN CERITANYA

Menuju UI 1: Pemilihan Rektor Universitas Indonesia 2014