Menuju UI 1: Pemilihan Rektor Universitas Indonesia 2014
Tahun
2014 memang kalau boleh kita katakan adalah tahun politik-ria. Berbagai hajatan
politik telah disuguhkan kepada rakyat. Begitu pula yang akan terjadi di Kampus
Universitas Indnesia. Belum lagi selesai pelantikan Presiden Republik Indonesia
terpilih Ir. Joko Widodo, kali ini giliran kampus kuning memilih pemimpinnya. Ya
benar, Masyarakat Universitas Indonesia akan memilih Rektor nya yang baru. Sesuai dengan urutannya
UI akan memilih Rektor yang ke 14 tahun ini.
Memang
ruang lingkup nya lebih kecil. Namun mengingat peranan perguruan tinggi dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di sebuah negara sangatlah strategis,
maka proses pemilihan rektornyapun akan menjadi menarik untuk disimak. Sebagaimana
layaknya, perguruan tinggi tidak hanya bertujuan mencetak sarjana-sarjana yang
mampu secara akademis akan tetapi juga menyiapkan sarjana yang mumpuni guna menghadapi
tantangan global.
Rektor
sebagai pimpinan Universitas memiliki tanggungjawab sebagai pionir utama yang
menjalankan tri darma perguruan tinggi-Pendidikan,penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat-. Dengan kata lain rektor bertanggung jawab ke dalam
universitas; membina tenaga pendidikan, mahasiswa, tenagaga administrasi, dan
fakultas-fakultas. Adapun ke luar universitas rektor bekerja
sama merangkul para tenaga ahli
universitas menjalankan dan mengembangkan penelitian yang manfaatnya hendaknya
dirasakan oleh masyarakat.
Syahdan
sosok rektor menjadi penting untuk diperhatikan. Kita tidak ingin rector adalah
orang yang memanfaatkan jabatan untuk kepentingan diri sendiri. Kita tidak
ingin rector yang penuh dengan pencitraan. Kita pun tidak menginginkan rektor
yang punya segudang gelar akemik tapi miskin kontribusi untuk masyrakat. Kita
menginginkan rektor yang bersahabat yang lebih “memahasiswa”. Kita ingin rektor
kita adalah orang yang mampu membawa universitas kea rah kemajuan ilmu dan
peradaban.
Bagaimana mekanisme
nya?
Hal
pertama yang dilalui adalah Pendafaran rektor. UI membuka kesempatan
seluas-luasnya bagi insan yang merasa memenuhi kualifikasi. Dalam pada itu,
tidak menutup kemungkinan “warga nonUI” untuk ikut mendaftar. Ada dua mekanisme
di sini yaitu pendaftaran dan undangan. Bagi siapa yang merasa mampu bisa saja
mendaftar dan bagi orang yang dirasa mampu tapi kurang populer maka orang
tersebut akan diundang.
Dari
proses pendaftaran tahap awal terjaring 27 orang dengan latar belakang yang
berbeda beda namun sebagian besar berasal dari UI sendiri. 20 orang berikutnya
akan tersingkir sehingga menyisakan 7 orang kandidat. Dari 7 kandidat akan
disaring lagi menjadi 3 calaon dan dari 3 calon itu baru ditetapkan 1 rektor
terpilih.
Dalam
pemilihan Rektor ini akan melibatkan Staf Akademik Universitas ,Panitia
Penyaringan dan Penjaringan Calon Rektor (P3CR), dan Majelis Wali Amanat
Mengawal
pemilihan rektor memang penting tapi mengawal pemerintahan rektor jauh lebih
penting dan di sini sebenarnya jiwa kritis mahasiswa diminta.
Komentar
Posting Komentar